Subnetting, seringkali kita dengar istilah yang satu ini. Atau dalam teori TCP/IP, kita sering menggunakan bilangan biner 32 bit untuk Subnet Mask seperti ini: 255.255.255.0, 255.255.255.240, dsb. Apa maksudnya ?
Subnetting adalah teknik pengaturan jaringan yang bertujuan untuk mengefisiensikan pengelolaan dan penggunaan IP Address dalam sebuah jaringan.
Penulis menemukan artikel yang lumayan bagus dan mudah untuk di pelajari berkenaan dengan sunetting, mudah-mudahan untuk teman-teman juga sama.
Sumber : akhmadkun.wordpress.com
Jika kita menggunakan classful addressing, maka satu buah network kelas A dapat menampung total jumlah host sebanyak 16.777.214 host, dan kelas B dapat menampung host sebanyak 65,534 host.
Desain network seperti ini sangat tidak efisien. Misalkan untuk network dengan jumlah komputer 100 buah, maka menggunakan IP kelas B akan ada 65,434 IP yang tidak terpakai. Solusinya, kita bisa memecah sekumpulan blok IP address sebuah network menjadi beberapa kelompok blok IP yang lebih kecil yang disebut sub-network (subnet).
Subnetting dapat dilakukan dengan cara meminjam beberapa bit dari host-portion untuk kemudian dijadikan sebagai tambahan bit network-portion. Misalnya, network dengan prefix /24 dapat kita subnetting menjadi subnet ber-prefix /25 atau /26 dan seterusnya. Semakin banyak bit host yang dipinjam semakin banyak subnet yang dihasilkan dan semakin sedikit jumlah host tiap subnetnya.
Untuk setiap bit yang dipinjam dapat menggandakan jumlah subnet dengan ukuran yang sama, Rumus untuk menghitung jumlah subnet yang dihasilkan adalah 2n, dengan n adalah banyaknya bit yang dipinjam (bit subnet).
Penentuan network address tiap subnet yang dihasilkan dapat dilakukan dengan cara menghitung bilangan kelipatan terlebih dahulu menggunakan ketentuan sebagai berikut.
Jumlah bit subnet dan bilangan kelipatan :
1 = 128
2 = 64
3 = 32
4 = 16
5 = 8
6 = 4
7 = 2
8 = 1
Setelah ketemu bilangan kelipatannya, maka network address dari setiap subnet bisa diperoleh dengan mengoperasikan bilangan kelipatan tersebut pada oktet dimana terjadi subnetting.
Contoh, sebuah network kelas C 192.168.1.0/24 disubnet menjadi /26. Bit ke 26 berada pada oktet ke-4, berarti subnetting terjadi pada octet ke-4. Prefix /26 menunjukkan bahwa bit subnetnya adalah 2, yang berarti bilangan kelipatannya adalah 64. Network address setiap subnet bisa kita peroleh dengan mengoperasikan kelipatan 128 pada octet ke-4 (0, 64, 128, dan 192). Hasilnya :
- 192.168.1.0/26
- 192.168.1.64/26
- 192.168.1.128/26
- 192.168.1.192/26